IKAN RAIN BOW - si cantik dari papua
menggemari ikan hias Rainbow asal Papua. Ikan jenis ini cantik dan eksotik. Jika Anda punya hobi memelihara dan membudidayakan ikan hias, Rainbow atau ikan pelangi boleh juga dijadikan alternative pilihan. Selain cantik, eksotis dan ramah, ikan hias air tawar yang banyak ditemukan di perairan wilayah Papua ini juga gampang dipelihara dan dibudidayakan. Dan, pembudidayaan ikan ini mulai tren pada 1985. Rainbow terdiri dari berbagai jenis, antara lain: Rainbow Merah (glossolepis incisus), Rainbow Bosemani, Rainbow Threadfin, Rainbow Neon, Rainbow Frukata, Rainbow Celebes dan Rainbow Gertrude. Rainbow Merah berasal dari danau Sentani dan beberapa pulau lainnya di wilayah Papua dan negara tetangga Papua Nugini. Rainbow Merah pertama kali ditemukan Weber pada 1908. Jenis ini memiliki karakteristik pendamai dan sangat cocok untuk aquascaping. Untuk membedakan antara jantan dan betina dengan cara melihat warna sisik atau tubuhnya. Jantan warna merahnya terlihat lebih terang, sedang betina cenderung kuning pucat dan sirip yang transparan. Rainbow Boesemani ditemukan di Danau Ayamaru, juga Papua. Menurut Hasan (64), petani Rainbow di Bintara, Bekasi, jenis yang satu ini banyak digemari, terutama di Eropa, karena warnanya cantik dan sedap dipandang. Ciri khasnya, badan separo biru dan separo kuning kemerahan. Rainbow Boesemani jantan warna sirip atas dan bawahnya lebih panjang dan warna merahnya lebih menonjol dibanding yang betina. Rainbow Threadfin di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Iriatherina. Warnanya indah, postur tubuh pipih dan sirip atas-bawah berfilamen panjang. Mulutnya berbentuk tabung dan kecil. Karena itu pakan yang diberikan juga berukuran kecil, seperti flakes yang telah diremas halus atau cacing kering yang diremuk kecil-kecil. Iriatherina jantan bersirip filamen lebih panjang dan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar. Rainbow Neon tidak jauh berbeda dengan Rainbow Boesemani. Untuk yang jantan sirip atas dan bawahnya lebih panjang, dan lebih warna merahnya lebih jelas ketimbang betina. Jenis ini berukuran paling kecil dibandingkan jenis ikan Rainbow lainnya. Karena itulah ikan ini juga dijuluki Dwarf Rainbow alias kerdil. Rainbow Frukata satu keluarga dengan Rainbow Celebes (Telmatherina Rainbowfish), cenderung berenang mendekati permukaan, dan gerakannya agak pelan. Frukata jantan mempunyai sirip atas dan bawah lebih panjang dan melebar dengan warna yang lebih kentara dibandingkan betina. Rainbow Gertrudae termasuk famili Psudomugil yang juga dikategorikan sebagai Rainbowfish. Jenis ini mempunyai susunan dan bentuk sirip yang cantik, warna tubuh kuning menyala dihiasi bintik-bintik hitam dan matanya berwarna biru. Karena itu jenis ini disebut Spotted Blue-Eye Rainbow. Sekilas Gertrudae ini mirip Rainbow Celebes, bedanya hanya pada warna lingkaran mata, warna sirip, serta gerakannya. Cara membudidayakan Ikan hias jenis Rainbow ini sangat mudah dibudidayakan. Ikan ini biasanya bertelur pada tanaman yang tumbuh di air yang bersih, seperti lumut atau lainnya. Tapi, untuk membudidayakannya, habitatnya yang sesungguhnya ini dapat diganti dengan tali raffia yang diracik halus dimasukkan ke kolam. Ikan ini bertelur pada pagi hari, dan baru menetas setelah melalui pengeraman selama tujuh hari. Burayak (anak yang baru menetas) lalu dipisahkan dari induknya, dan diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan burayak. Setelah burayak besar dan berukuran 3-5 cm sebaiknya di[indahkan ke akuarium, agar terhindar dari penyakit. “Hanya saja kalau di masukkan ke akuarium perkembangannya lebih lambat ketimbang di kolam, tapi di kolam sangat rentan penyakit.12 Spesies Ikan Papua Akan Dilelang | | | |
Ditulis oleh Papua Pos/Ant | ||||
Jumat, 30 Mei 2008 00:35 | ||||
Jakarta- Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan melelang pemberian nama 12 spesies ikan pelangi atau "Rainbow Fish" baru yang ditemukan para ahli perikanan Indonesia dan Perancis di Papua. "Ada 12 spesies baru yang kita temukan dan belum diberi nama. Rencananya akan kita lelang pemberian namanya, hasilnya untuk pendidikan di Papua," kata Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan DKP, Indroyono Soesilo, di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan spesies ikan pelangi tersebut ditemukan dalam ekspedisi ahli Ikhtiologi (perikanan) Indonesia bekerja sama dengan ahli Perancis pada tahun 2007 lalu. Indroyono mengatakan lelang pemberian nama spesies baru sudah biasa dilakukan di dunia. Untuk itu DKP merencanakan lelang pemberian nama untuk 12 spesies baru tersebut."Sebenarnya ada keinginan uang hasil lelang untuk pendidikan bagi calon ahli Ikhtiologi baru, mengingat jumlah ahli perikanan Indonesia juga sedikit. Tetapi untuk saat ini hasilnya diperuntukan bagi pendidikan rakyat Papua," ujarnya. Belum diketahui berapa harga pembuka dari lelang nama ke-12 spesies baru ikan pelangi, ujar dia. Rencananya lelang akan dilakukan pada Seminar Nasional Ikhtiologi ke V, pada 3 Juni 2008, di Institute Pertanian Bogor (IPB) Convention Center. Dalam seminar nasional tersebut akan dibahas beberapa hal yang di antaranya mengenai ikan asli Indonesia seperti Arwana Super Red atau Siluk Merah yang akan dipatenkan Malaysia, ikan Banggai Cardinal Fish yang berhasil digagalkan masuk dalam CITES, dan temuan-temuan spesies ikan baru seperti ikan pelangi di Papua. "Temanya sendiri sebenarnya tentang penerapan Ikthiologi menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global," ujarnya. DKP sendiri dalam waktu dekat juga akan menggelar Simposium dan Pameran Iptek dan Industri Bahari Ke-8 di Surabaya pada tanggal 5 hingga 8 Juni 2008, di Tunjungan Plaza. Terakhir rencananya hasil dari seminar dan simposium juga akan dibawa ke Forum Dunia "World Ocean Conference" yang akan diadakan di Manado pada 11 hingga 15 Mei 2009.**
|
link yang bertautan: www.o-fish.com/
www.trubus-online.co.id/
www.warintek.ristek.go.id
http://jayapuraikanhias.blogspot.com/
http://jayapuraikanhias.blogspot.com/2010/04/ikan-red-devil-penikmat-ikan-hias.html
http://jayapuraikanhias.blogspot.com/2010/04/ikan-cupang-serit.html